Monday, April 14, 2014

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia III dengan membahas materi “Kebutuhan Cairan dan Elektrolit” dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Salbiah, S.Kp, M.Pd selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia III.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.





Medan,        Maret 2012


Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................        i
DAFTAR ISI.................................................................................................        ii

BAB I   PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...........................................................................        1
1.2.Tujuan Belajar .............................................................................        1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian.................................................................................        2
2.2. Fungsi Cairan dan Elektrolit.....................................................        3
2.3. Volume dan Distribusi Cairan Tubuh ......................................        3
2.4. Mekanisme Gerakan Cairan dan Elektrolit...............................        4
2.5. Jenis Cairan dan Elektrolit........................................................        5
2.5.1. Jenis Cairan ....................................................................        5
2.5.2. Jenis Elektrolit ................................................................        6
2.6. Cara Pengeluaran Cairan dan Elektrolit ...................................        6
2.7. Faktor yang Mempengaruhi Cairan dan Elektrolit ...................        7

BAB III  PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................        9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................        10


                                                                                                   

BAB  I
PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang
            Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi.
            Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan nefatif (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh. Termasuk fungsi neuromuskular dan keseimbangan asam basa. Pada fungsi neuromuskular, elektrolit memegang peranan penting trkait dengan transmisi impuls saraf.


1.2.         Tujuan Belajar
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, yaitu:
  1. Untuk menambah wawasan mengenai kebutuhan cairan dan elektrolit
  2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
  3. Menjelaskan jenis cairan dan elektrolit
3. Untuk menjadi pedoman bagi  perawat dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam menyelamatkan nyawa pasien.



BAB  II
PEMBAHASAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
2.1.         Pengertian
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuhKeseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

2.2.         Fungsi Cairan dan Elektrolit
Fungsi cairan dan elektrolit antara lain sebagai berikut:
ü  Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh
ü  Transpor hasil sisa metabolism
ü  Transpor hormone
ü  Pelumas antar organ
ü  Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem
ü  Mempertahankan volume cairan tubuh
ü  Pengatur suhu tubuh

2.3.         Volume dan Distribusi Cairan Tubuh
a.      Volume cairan tubuh
Total jumlah volume ciran tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60% dari berat badan pria dan 50 % dari berat badan wanita.  Jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan, dimana lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW dimana makin tua usia semakin sedikit kandungan airnya. Sebagai contoh, bayi baru lahir TBW-nya 70-80% dari BB, usia 1 tahun 60% dari BB, usia pubertas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dan untuk wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB, sedangkan pada usia diatas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan untuk wanita 46% dari BB.
            Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan:
Umur
Kebutuhan Air
Jumlah Air dalam 24 jam
Ml/kg berat badan
3 hari
250 – 300
80 – 100
1 tahun
1150 – 1300
120 – 135
2 tahun
1350 – 1500
115 – 125
4 tahun
1600 – 1800
100 – 110
10 tahun
2000 – 2500
70 – 85
14 tahun
2200 – 2700
50 – 60
18 tahun
2200 – 2700
40 – 80
Dewasa
2400 – 2600
20 – 30


b.      Distribusi Cairan Tubuh
Cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40% dari BB, sedangkan cairan ekstraseluler 20% dari BB, cairan terdiri dari plasma (cairan intraseluler) 5%, cairan interstisial (cairan disekitar tubuh seperti limfe) 10-15%, dan transeluler (misalnya, cairan dalam rongga mata, dll) 1-3%.


2.4.         Mekanisme Gerakan Cairan dan Elektrolit
            Pergerakan cairan dan elektrolit harus dipertahankan dalam keadaan seimbang. Pergerakan cairan tubuh ini dipengaruhi oleh gaya-gaya utama yang menyebabkan cairan dan elektrolit tersebut bergerak. Gaya tersebut meliputi :
a.    Difusi
Difusi adalah proses ketika materi padat, partikel, seperti gula didalam cairan, berpindah dari daerah konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, sehingga distribusi partikel didalam cairan menjadi merata atau partikel akan melewati membrane sel yang permeabel terhadap substansi. Contoh proses difusi adalah pergerakan oksigen dari kapiler darah ke sel.
b.   Osmosis
Osmosis adalah gerakan melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi lebih tinggi. Pada osmosis biasanya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air.
c.    Filtrasi
Filtrasi adalah cara lain dimana air dan partikel bergerak melewati membran. Gerakan ini terjadi akibat bobot atau tekanan cairan lebih besar pada satu sisi membran dibandingkan dengan sisi lain. Bobot atau tekanan cairan ini disebut dengan tekanan hidrostatik. Dengan demikian dapat dikatan bahwa filtrasi terjadi dari daerah yang tekanan hisrostatiknya tinggi ke daerah tekanan hidrostatiknya rendah.
d.    Transpor Aktif
Pada transport akitf zat-zat dapat bergerak melewati membrane sel dari larutan yang konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi dengan memakai energi. Ini berguna untuk keseimbangan elektroit. Contoh transport aktif adalah pada pompa natrium dan kalium, dimana natrium dipompa keluar sel dan kalium dipompa masuk ke dalam sel.


2.5.         Jenis-jenis Cairan dan Elektrolit

2.5.1. Jenis Cairan
·        Cairan Nutrien
Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen, dan vitamin yang penting untuk metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antar 200-1500 kalori per liter. Cairan nutrient terdiri atas:
1.      Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar (1/2 dextrose dan ½ levulose)
2.      Asam amino, contoh: amigen, aminosol, dan travamin
3.      Lemak, contoh: lipomul dan liposyn

·        Blood Volume Expanders
Blood volume expanders adalah bagian dari jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan darah. Apabila keadaan darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi perdarahan berat, pada pasien dengan luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh darah didaerah luka. Jenis blood volume expanders antara lain: human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi ang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotik, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.

2.5.2.  Jenis Elektrolit
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri dari cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline yang banyak digunakan. Contoh cairan elektrolit adalah:
ü  Cairan ringer’s terdiri atas: Na+, K+, Cl-, Ca2+
ü  Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+,  Cl-, Ca2+, HCO3-
ü  Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+,  Cl-, HCO3-


2.6.         Cara Pengeluaran Cairan dan Elektrolit
Pengeluaran cairan dan elektrolit terjadi melalui organ-organ seperti:
a.      Ginjal
*        Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 lt darah untuk disaring setiap hari
*        Produksi urin untuk semua usia 1 ml/kg/jam
*        Pada orang dewasa produksi urin sekitar 1,5 lt/hari
*        Jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan Andosteron
b.      Kulit
*        Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsan aktivitas kelenjar keringat
*        Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperature lingkungan yang meningkat, dan demam
*        Disebut juga isensible water loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam
c.      Paru-paru
*        Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari
*        Meningkatnya cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam
d.      Gastrointestinal
*        Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar 100-200 ml
*        Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kg BB/24 jam, dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 10C


2.7.         Faktor-Faktor yang Mempengaruni Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh factor-faktor :
ü  Usia
Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ, sehingga dapat memperngaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.

ü  Temperatur
Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.

ü  Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap pemasukan cairan dan elktrolit. Ketika pemasukan nutrisi tidak kuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak, sehingga serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

ü  Stres
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

ü  Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup.

                                             
BAB  III
KESIMPULAN
            Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi.
            Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan nefatif (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh. Termasuk fungsi neuromuskular dan keseimbangan asam basa. Pada fungsi neuromuskular, elektrolit memegang peranan penting trkait dengan transmisi impuls saraf.



Daftar Pustaka

·         Alimul Hidayat, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2. Jakarta: Salemba Medika
·         Asmadi. 2008. Teknik prosedural Keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba medika
·         Potter, P.A. dan AG. Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC. Edisi 4. Volume II.
·         Tarwoto, dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika



No comments:

Post a Comment