STERILISASI
DAN DESINFEKSI
D
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
:
KELOMPOK 1
DESI
RIAU FASKA H 112500001
SISKA
OKTAVIA 112500002
ASMAH
NASUTION 112500003
M.
RIZWAN DHANA 112500004
VICI
NOVITA T 112500005
PUTRI
SAIMA DLT 112500006
ANDI
HAKIM HRP 112500007
CHALIDA
IRAWAN 112500008
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
T.A
2011 – 2012
KATA
PENGANTAR
Ass.wr.wb
puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan karuniaNYA
sehingga makalah saya ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya .Adapun
tujuan perbuatan makalah saya ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan
kita mengenai “Florence
Nightingale “ khususnya mahasiswa D3 Keperawatan
F.Kep.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan . Tapi kami berharap makalah ini berguna untuk
menambah wawasan kita ,untuk itu kami menerima segala bentuk kriktik dan saran
yang dapat menambah wawasan kita semua.
Pada kesempatan ini kami sampaikan
ucapan terima kassih kepada Dosen pengajar ibu Rika E. Nurhidayah,SKp, M.Pd
sterilisasi yang telah membimbing dan memberi arahan kepada kami, dan kepada
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan Terima Kasih
Medan, 22 September
2011
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
........................................................... 1
1.2
Tujuan
......................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sterilisasi ................................................. 1
2.2 Tujuan
Sterilisasi........................................................ 1
2.3 Cara-cara Sterilisasi .................................................. 2
2.4 Hal-hal yang penting dalam Sterilisasi ..................... 4
2.5 Pengertian Desinfeksi
...............................................
4
2.6 Cara-cara
Desinfeksi ............................................... 4
2.7 Hal-hal yang penting dalam
Desinfeksi.................... 6
2.8 Alat Perawatan / Kedokteran..................................... 6
BAB III
KESIMPULAN
REFERENSI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sterilisasi
merupakan tindakan membuat suci hama dengan cara mematikan organisme,
penghancuran semua organisme hidup, dan mematikan semua organisme. Didalam
sterilisasi digunakan berbagai zat kimia yaitu :
a. Uap
formalin
b. Larutan
sublimate
c. Larutan
hibitane 5%
d. Larutan
savion
e. Phisolex
f. Resigurdi
g. Betadine
Dan kesemua zat kimia tersebut diatas
dipakai untuk menyimpan alat-alat steril dan pembersihan kulit dan luka bakar
serta luka sayat pada pasien.
Oleh karena sterilisasi sangatlah penting dan
berpengaruh terhadap alat perawatan atau kedoktean yang akan digunakan atau
dipakai untuk membersihkan luka dan kulit.
Desinfeksi
merupakan tindakan untuk membunuh dan mencegah terjadinya infeksi kuman-kuman
patogen dan apotogen pada benda atau permukaan jaringan yang berada diluar
tubuh.
Dan
desinfeksi sangat diperlukan karna apabila desinfeksi tidak dilakukan banyak kuman-kuman
yang masuk kedalam jaringan tubuh kita.
1.2
TUJUAN
Adapun tujuan makalah ini
dibuat untuk :
1. Menambah
pengetahuan tentang Sterilisasi
2. Mengetahui
stuktur
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
STERILISASI
1. Tindakan
membuat guci hama dengan cara mematikan semua mikroorganisme dengan suhu panas
( panas lembab bertekanan pada 120 C selama 15 menit ), secara mekanis dengan
jalan penyaringan kuman – kuman fisis dengan sinar rontgen, sinnar gamma ,sinar
ultraviolet atau memakai zat-zat yang bersifat bakterisid ( Kamus Kedokteran
2003 ) adalah memusnahkan semua mikroorganisme beserta sporanya (Oswari ,
E;2000)
2. Adalah
penghancuran semua organisme hidup ( Browa, Jhon Stuart; 1995)
3. Adalah
suatu tindakan untuk membunuh kuman-kuman pathogen dan apatogen berserta
spora-sporanya (Penuntun Teori Pratikum;2005)
4. Teknik
steril: cara yang dilakukan suatu area tertentu dengan menjaganya bebas dari
mikroorganisme.
2.2 TUJUAN
STERILISASI
1. Untuk
menghindari penularan
2. Supaya
alat-alat terbebas dari hama (suci hama )
3. Supaya
alat selalu siap pakai bila diperlukan
2.3 CARA
– CARA STERILISASI
- Untuk mensterilkan alat bedah dapat dengan cara merebus. Cara ini dipakai untuk alat-alat operasi kecil dan bila otoklaf tidak ada.
- Caranya : alat-alat dibersihkan, kemudian direbus dengan air mendidih (100 C) selama paling sedikit 30 menit, setelah air mendidih terus menerus. Misalnya untuk alat-alat dari logam, kaca dan karet.
- Kelebihannya : sederhana,cepat dan cukup efektif.
- Kekuranganny :tidak dapat menghancurkan spora bakteri dan virus tertentu, dan dapat digunakan untuk pembalut, kain dan kertas.
Dengan Larutan Antiseptik
- Larutan yang mengandung gluteraldehid 2% akan mensterilkan alat-alat jika direndam selama 10 jam.
- kelebihannya : waktu cepat, dapat digunakan untuk desinfeksi darurat peralatan dalam waktu 2 menit (untuk alkohol 70%).
- Kekurangannya : aldehid harus selalu dalam keadaan baru dan dapat menyebabkan pewarnaan jika mengenai kulit. larutan juga harus selalu dalam keadaan baru.
Dengan Stoom
- Cara stoom yaitu mensterilkan dengan uap panas dengan otoklaf dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Otoklaf adalah suatu bejana yang dapat ditutup mati, yang diisi uap panas dengan tekanan tinggi. Suhunya dapat mencapai 115 c hingga 123 c dan tekanan uapnya mencapai 2 hingga 4 atm.
Cara
memakainya
Sebelum
peralatan dimasukkan kedalam otoklaf
- Semua peralatan harus dicuci bersih dan dikeringkan.
- Semua alat tenun harus dilipat sedemikian rupa agar mudah membukanya, usahakan agar pinggir alat tenun berada di pinggir lipatan.
- Susunan alat tenun diatur agar yang dipakai terlebih dahulu berada di atas.
- Alat tenun untuk keperluan suatu operasi dibungkus menjadi satu.
Dengan Api
- Peralatan bedah dapat di sterilkan dengan api terutama untuk pembedahan kecil dengan cepat.
- Caranya : alat bedah dimasukkan kedalam baskom lalu tuang kedalamnya spiritus baker secukupnya 5 sampai 10 ml, kemudian dibakar lalu di angkat.
Dengan Bahan Bakar
- Cara ini hanya dapat digunakan untuk alat yang cepat rusak oleh panas, misalnya sarung tangan, kateter dll.
- Bahan yang dipakai : alkohol 70%, sublimat 1/1000 untuk kapas yang direndam selama 24 jam, uap formalin untuk mensterilkan sarung tangan dan kateter dalam stoples tertutup selama 24 jam.
Dengan Udara Panas
- Beberapa alat bedah tidak dapat disterilkan dalam otoklaf maupun direbus, misalnya minyak vaselin dan talk, maka dipakai sterilisator kering. Sterilisator ini prinsipnya sama dengan oven yang biasa dikontrol secara thermostat, dengan elemen pemanas elektrik yang digunakan di rumah-rumah. Alat-alat disterilkan dengan membunuh kumannya melalui udara panas.
- caranya : bahan yang hendak disterilkan dimasukkan kedalam sterilisator kering, bila suhu mencapai 160 c ditahan selama satu jam atau pada suhu 120 c selama 4 jam.
- Kelebihannya : sterilisai cukup sempurna
- Kekurangannya : tidak dapat digunakan untuk karet, plastik atau kertas.
- Alat yang dapat disterilkan dengan cara ini yaitu alt logamyang tajam, alat dari kaca, obat-obat tertentu.
Dengan Sinar Ultraviolet
Sinar
uktraviolet sering dipakai untuk mensterilkan kamar bedah. Akan tetapi perlu
diingat bahwa sinar ultraviolet dapat menembus butir air karna sinar itu di
pantulkan. Oleh karna itu, sebelumnya ruangan harus dipel sampai kering, bila
menyinari terus menerus sinar uktraviolet dapat merusak kulit dan mata.
2.4 HAL-HAL YANG PENTING
DALAM STERILISASI
a.
Sterilisator
harus dalam keadaan baik
b.
Sebelum
melakukan tindakan steril, alat harus dibersihkan terlebih dahulu.
c.
Bila alat itu
harus dibungkus dan etiketnya harus jekas.
d.
Menyusun alat
dalam sterilisator harus benar.
e.
Lamanya waktu
untuk mensterilkan alat harus benar-benar tepat.
f.
Alat yang sudah
steril dipindahkan ketempatnya dengan korentang steril.
g.
Jika alat yang
disterilkan terkontaminasi lagi, maka
alat itu harus disterilkan lagi.
2.5
PENGERTIAN DESINFEKSI
Tindakan untuk membunuh kuman-kuman
patogen dan apatogen pada jaringan atau benda dengan menggunakan obat desinfeksi atau tindakan tertentu tetapi
sporanya tidak mati.
2.6
CARA-CARA DESINFEKSI
Dengan cara mencuci tangan, misalnya :
a. Cuci
tangan dengan sabun lalu bersihkan dan siram dengan alkohol 70%.
b. Mencuci
luka lama atau kotor dengan betadine, peroksida dan lain-lain sesuai yang di
butuhkan.
c. Kulitnyang
di operasi dengan yodium tincture 3% dan dilanjutkan dengan alkohol 70%.
d. Cuci
vulva dengan sublimat 1/1000 dan kalium permanganat 1/1000
.
Mencuci Tangan dengan cara Desinfektan
A. Pengertian
Mencuci tangan dengan larutan desinfektan,
khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pasien yang berpenyakit menular.
B. Tujuan
1).
Mencegah
terjadinya infeksi silang melalui tangan.
2).
Menjaga
kebersihan perseorangan.
C. Persiapan Alat
1).
Air
bersih yang mengalir atau air dalam baskom.
2).
Larutan
desinfektan, antara lain Lysol atau Savlon.
3).
Handuk
atau waslap bersih dan kering.
D. Pelaksana
1).
Potong
kuku (mencegah terjadinya luka pada pasien).
2).
Perhiasan
dan arloji harus dilepas (bila memakai).
3).
Tangan
mulai dari ujung jari sampai siku dibasahi dengan air mengalir.
4).
Tangan
direndam sekurang – kurangnya dua menit di dalam larutan desinfektan.
5).
Tangan
selanjutnya dibilas dengan air bersih yang mengalir atau air bersih yang ada di
dalam baskom.
6).
Selanjutnya
tangan dilap hingga kering.
Macam-macam
bahan Desinfektan
- Desinfektan yang tidak membunuh virus HIV dan Hepatitis B.
- Klorhexidine (Hibitane, Savlon).
- Cetrimide (Cetavlon, Savlon).
- Fenol-fenol (Dettol).
- Desinfektan yang membunuh Virus HIV dan Hepatistis B.
a. Desinfektan yang melepaskan klorin.
- Contoh : Natrium hipoklorit (pemutih, eau de javel), Kloramin (Natrium tosilkloramid, Kloramin T) Natrium Dikloro isosianurat (NaDDC), Kalsium hipoklorit (soda terklorinasi, bubuk pemutih)
b. Desinfektan yang melepaskan Iodine misalnya : Povidone Iodine (Betadine,
Iodine lemah)
- Alkohol : Isopropil alkohol, spiritus termetilasi, etanol.
- Aldehid : formaldehid (formalin), glutaraldehid (cidex).
- Golongan lain misalnya : Virkon dan H2O2. (Imbang, 2009)
2.7 HAL-HAL
YANG PENTING DALAM DESINFEKSI
a.
Harus bersih,
kotoran dapat melemahkan kerja desinfektan
b.
Kepekaan, makin
pekat larutan yang dipakai makin kuat daya kerjanya.
c.
Waktu,
disesuaikan dengan aturan (alat).
d.
Jenis jasad
renik.
e.
Suhu, makin
tinggi suhu lebih mudah membunuh jasad renik.
f.
Perawat harus
memperhatikan hal ini untuk mencegah infeksi yang lebih berat kepada pasien dan
proteksi diri.
2.6 ALAT PERAWATAN / KEDOKTERAN
1. Logam : pinset,gunting ,spekulum
2. Kaca:
semprit,tabung kimia
3. Karet:
kateter ,sarung tangan, pipa lambung, drain,sonde
4. Ebonit:
Kanul rektum, kanul trakea
5. Email:
bengkok, sputum pot, labuh kemih, waskom
6. Porselen:
mangkok, piring, cangkir
7. Plastik:
selang infus
8. Tenunan:
kain kasa, tampon,duk operasi,baju,sprei,sarung bantal.
BAB
III
KESIMPULAN
a. Pensterilan
adalah suatu tindakan untuk mencegah timbulnya infeksi baik terhadap diri
sendiri, pasien, maupun orang lain pada saat perawatan,sedangkan desinfeksi
dilakukan supaya alat selalu siap untuk dipakai dan tetap terpelihara sehingga
dapat tahan lama.
b. Sterilisasi
dan desinfeksi dilakukan pada semua alat-alat perawatan atau kedokteran.