Monday, April 14, 2014

askep kebutuhan fisiologis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I                         PENDAHULUAN
            1.              Latar belakang ............................................................      2
            1.1            Tujuan .........................................................................       2

BAB II                       PEMBAHASAN
            1.2           Konsep Kebutuhan Fisiologi ......................................       3
            1.3           Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman...................       6
            1.4           Asuhan Keperawatan..................................................        8
           

BAB III          KESIMPULAN………………………………………          11

                        REFERENSI…………………………………………          12









BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan, dan cinta yg merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang kunik , setiap orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentan sehat sakit.
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih besar daripada kebutuhan lainya oleh karna itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lain. Misalnya, orang yang lapar akan lebih mencari makanan daripada melakukan aktifitas untuk meningkatkan harga diri.
Hirarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam 5 tingkatan perioritas. Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologi seperti udara,air,dan makanan. Tingakatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan. Tingkatan ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki. Tingkatan keempat meliputi rasa berharga dan harga diri dan tingkatan terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri.

1.1 TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa saja kebutuhan dasar yang diperlukan manusia.
2.      Untuk bahan diskusi pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia.
3.      Sebagi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan.
4.      Untuk menambah wawasan mengenai konsep kebutuhan fisiologi, keamanan, keselamatan dan asuhan keperawatan.

.







BAB II
PEMBAHASAN

1.2 KONSEP KEBUTUHAN FISIOLOGI

1. Kebutuhan Fisiologis

Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang sangat estrim (misalnya kelaparan) bisa manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs).
Seorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi secara umum lebih dulu mencari kebutuhan fisiologis (Maslow, 1970). Kebutuhan fisiologi merupakan hal yang perlu untuk bertahan hidup. Manusia memiliki 8 macam kebutuhan:

1. Oksigen
Oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang paling penting. Tubuh bergantung pada oksigen dari waktu ke waktu untuk bertahan hidup. Beberapa jaringan, dapat bertahan beberapa waktu tanpa oksigen melalui metabolisme anaerob, sebuah proses dimana jaringan ini menyediakan energi mereka sendiri tanpa adanya oksigen. Jaringan yang melakukan hanya metabolisme aerob, prosesnya membentuk energi dengan adanya oksigen, bergantung secara total pada oksigen untuk bertahan hidup.
Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti pada seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan akan terjadi kematian. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen dari saluran pernafasan, membebaskan saluran pernafasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen.
2. Cairan
Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan  antara pemasukan dan pengeluaran cairan. Cairan dimasukan melalui mulut atau secara parentera, meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru-paru, kulit, dan ginjal. Klien dari berbagai umur dapat mengalami kondisi yang tidak terpenuhi kebutuhan cairan,tetapi manusia yang paling muda dan paling tua memiliki resiko terbesar.
Dehidrasi dan edema mengindikasikan tidak terpenuhinya kebutuhan cairan. Dehidrasi mungkin karna demam berlebihan atau berkepanjangan, muntah, diare, atau beberapa kondisi yang menyebabkan kehilangan cairan dengan cepat. Edema juga diikuti oleh gangguan elektrolit dan bisa muncul pada gangguan nutrisi, ginjal,kanker, atau gangguan lain yang menyebabkan akumulasi cairan yang cepat.
Kebutuhann cairan sangat diperlukan tubuh vdalam mengangkut zat makanan dalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi, dan membantu pencernan. Disamping kebutuhan cairan elektrolit (natrium, kalium, klorida, prostat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa , konduksi saraf. Prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan dapat dilakukan melalui pemberian cairan peroral.
3.  Nutrisi
Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi, walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada tanpa cairan. Proses metabolik tubuh mengontrol pencernaan, menyimpan makanan dan mengeluarkan produk sampah. Mencerna dan menyimpan makanan adalah hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung).

4. Temperature
Tubuh dapat berfungsi secara normal hanya dalam rentang temperature sempit 37 °C. Temperature tubuh diluar rentang ini dapat menimbulkan kerusakan, efek yang permanen seperti kerusakan otak, atau kematian. Tubuh dapat secara sementara mengatur temperature melalui mekanisme tertentu.
Terpajan pada yang berkepanjangan meningkatkan aktifitas metabolik tubuh dan meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan. Pemajanan yang berlebihan terhadap matahari dapat menyebabkan sunstroke, yang ditandai dengan demam tinggi, konvulsi, dan koma. Orang tua yang tinggal dirumah dengan ventilasi yang buruk tanpa mesin pendingin (AC)
beresiko terkena headstroke selama cuaca panas berkepanjangan.

5. Eliminasi

Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses metabolik tubuh. Produk sampah dikeluarkan melalui paru-paru,kulit, ginjal, dan pencernan.
Paru-paru secara primer mengeluarkan karbon dioksida, sebuah bentuk gas yang dibentuk selama metabolisme pada jaringan. Kulit mengeluarkan air dan natrium, yang paling dikenal sebagai keringat. Hal ini membantu regulasi temperature karena evaporasi keringat menurunkan temperature tubuh. Ginjal merupakan bagian tubuh primer yang utama untuk mengeksresikan kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion-ion hidrogen, asam. Eliminasi urine secara normal bergantung pada pemasukan cairan dan sirkulasi volume darah; jika salah satunya menurun, pengeluaran urine akan menurun.  Usus mengeluarkan produk sampah yang padat dan beberapa cairan dri tubuh. Pengeluaran sampah yang padat melalui evakuasi usus besar biasanya menjadi sebuah pola pada   usia 30 sampai 36 bulan.

6. Tempat tinggal
Walaupun kebanyakan orang mempunyai beberapa jenis tempat tinggal, terkadang tempat tinggal tersebut dibawah standart dan tidak memberikan perlindungan yang penuh. Bencana alam seperti banjir, kebakaran dan badai dapat menjadikan seluruh masyarakat menjadi tidak memiliki rumah.
Pada saat pengkajian apakah klien dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggal,perawat mengidentifikasikan faktor resiko penyakit atau kerusakan. Lingku ngan yang kotor bisa menarik perhatian serangga dan binatang seperti tikus, yang dapat meningkatkan resiko terjadinya. penyakit. Jika sebuah rumah dengan kondisi penerangan yang buruk atau kacau akan terjadi peningkatan resiko kerusakan yang tidak sengaja.
7. Istirahat
Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologi untuk istiraha teratur. Jumlah kebutuhan istirahat berfariasi, tergantung pada kualitas tidur, status kesehatan, pola aktivitas, gaya hidup, dan umur seseorang. Klien sakit kronis membutuhkan istirahat lebih banyak dibanding orang yang sehat dengan umur yang sama.
Tekanan fisik dan emosi bisa juga meningkatkan kebbutuhan istirahat klien. Istirahat dan tidur sering memberikan perasaan terlepas sementara dari  tekanan. Sering pola istirahat mengalami perubahan karena penyakit atau rasa nyeri. Perawat menggunakan metode spesifik untuk meningkatkan rasa nyaman dan menurunkan rasa nyeri sehingga kebutuhan istirahat klien dapat diantisipasi dan dipenuhi.

8. Seks
Seks dianggap oleh Maslow (1970) sebagai kebutuhan dasar fisiologis yang secara umum mengambil prioritas diatas tingkat kebutuhan yang lebih  tinggi. Kebutuhan seksual dan perilaku bagai mana untuk memenuhinya di[pengaruhi oleh :
1.      Umur
2.      Latar belakang sosial budaya
3.      Etika
4.      Nilai
5.      Harga diri
6.      Tingkat kesejahteraan
Kilen yang  mengalami depresi, berkabung, atau perubahan gaya hidup beresiko tidak dapat memenuhi kebutuhan seksualnya. Pada beberapa klien pemenuhan kebutuhanb seksual hanya tergantung sementara. Sedangkan untuk klien lain, khususnya klien depresi berat, kebutuhan seksual tidak terpenuhi dalam waktu lebih lama dan bisa diatasi hanya dengan konseling.
1.3    KEBUTUHAN KESELAMATAN DAN RASA AMAN

1.      Kebutuhan Rasa Aman

Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas dan sebagainya.  Karena adanya kebutuhan inilah makamanusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem asuransi, pensiun dan sebagainya.  Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif.

    Prioritas berikutnya setelah kebutuhan fisiologis klien adalah kebuthan keselamatan dan keamanan fisik serta psikologis.
1. Keselamatan Fisik
Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya/ kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diduga yang tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah keadaan aman dan tentram.
Bayi memasuki dunia secara penuh bergantung pada orang lain untuk kebutuhan dan keselamatan fisik. Pada saat bayi bertumbuh dan berkembang, kemandirian yang lebih besar serta bertahap dicapai. Orang dewasa secara umum mampu memberikan keselamatan fisik mereka tetapi yang sakit cacat memenuhi keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya, seorang perawat mungkin perlu melindungi klien disorientasi dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

2.    Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologis , seorang manusian harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain , termasuk anggota keluarga dan profesional pemberi perawatan kesehatan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis ada pengalaman yang baru yang tidak dikenal. Pelajar yang mulai memasuki perguruan tinggi mungkin merasa tidak aman, seseorang memulai pekerjaan yang baru mungkin merasa terancam oleh teknologi yang digunakan. Dalam beberapa kasus, orang secara umum tidak secara langsung menytakan keselamatan psikologis mereka terancam, tetapi dari pembicaraan mereka bisa secara tidak langsung memperlihatkan perasaan mereka. Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi kebutuhan kesalamatan fisik dan psikologis mereka tanpa bantuan dari profesional pemberi keperawatan kesehatan .
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan keselamatan dan keamanan :
1.      Usia
Pada anak-anak tidak terkontrol dan tidak mengetahui akibat dari apa yang        dilakukan. Pada orang tua atau lansia akan mudah sekali terjatuh atau kerapuhan tulang.
2.      Tingkat kesadaran
pada pasien koma, menurunya respon terhadap rangsang paralisis dan kurang tidur.
3.      Emosi
Emosi seperti kecemasan , depresi dan marah akan mudah sekali terjadi dan berpengaruh terhadap masalah keselamatan dan keamanan.
4.      Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya injuri/ gangguan integritas kulit.
5.      Gangguan persepsi sensori
Kerusakan sensori akan mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan.


Macam-mcam bahaya/kcelakaan
1.      Di rumah
            1. Tersedak
            2. Jatuh
            3. Tertelan alat-alat rumah tangga
            4. Tersiram air panas
            5. Jatuh dari jendela/tangga

2.      Di rumah sakit
           1. Mikroorganisme
           2. Cahaya
           3. Kebisingan
           4. Temperatur
           5. Kelembapan

2. Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai (belongingness and love needs). Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.
3. Kebutuhan Harga Diri       
Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain. Orang-orang yangterpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).
4.  Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya
1.4 ASUHAN KEPERAWATAN
1.  Pengkajian Keperawatan
            Perawat melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi klien yang beresiko tinggi atau yang memperlihatkan adanya tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Pelaksanaan pengkajian keperawatan sangat penting. Pengkajian cairan dan elektrolit membantu perawat dalam mengantisipasi kebutuhan klien akan suatu asuhan keperawatan. Salah satu fungsi  pengkajian keperawatan yang paling penting adalah untuk mengidentifikasi factor-faktor resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan elektrolit. Factor resiko tersebut antara lain :  usia, penyakit kronik, trauma, trapi, dan kehilangan cairan melalui saluran gastro infestinal.
2. Riwayat Keperawatan
            Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi jumlah asupan cairan yang dapat diukur melalui jumlah pemasukan secara oral, parenteral, atau enteral. Jumlah pengeluaran dapat diukur melalui jumlah produksi urin, feses, muntah, atau pengeluaran lainnya, status kehilangan/kelebihan cairan, dan perubahan berat badan yangt dapat menentukan tingkat dehidrasi.
            Berikut adalah komponen-komponen yang terdapat dalam riwayat keperawatan :
1.      Pembedahan
Prosedur pembedahan menyebabkan perubahan keseimbangan cairan pada hari kedua sampai kelima. Setelah pembedahan karna respon tubuh terhadap trauma pembedahan. Semakin luas pembedahan semakin besar respon tubuh.
2.      Luka Bakar
Semakin luas permukaan tubuh yang terbakar, semakin besar kehilangan cairan.

3.      Gangguan Kardiovaskular
Kegagalan jantung membuat penurunan curah jantung. Akibatnya, perfusi ginjal menurun dan haluan urin berkurang.

4.      Gangguan Pernafasan
Banyak gangguan pernafasan yang menjadi factor bagi klien untuk mengalami asidosis respiratorik. Misalnya, perubahan yang terkait peneumonia, kelebihan sendative, dan penyakit paru, obstruktif, menahun, akan mengganggu eliminasi karbon dioksida.

3.    Diagnosa Keperawatan

1.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan :
1.      Pengeluaran urin secara berlebihan akibat penyakit diabetes militus atau pengeluaran lainnya.
2.      Peningkatan permeabilitas kapiler dan hilangnya evaporasi pada pasien luka bakar atau meningkatnya kecepatan metabolism.
3.      Pengeluaran cairan secara berlebihan.
4.      Asupan cairan yang tidak adekuat.
5.      Pendarahan.

2.      Kelebihan volume cairan berhubungan dengan :
1.      Penurunan mekanisme regulator akibat kelainan pada ginjal.
2.      Penuruna curah jantung akibat penyakit jantung.
3.      Gangguan aliran balik vena akibat penyakit vascular perifer atau thrombus.

4. Perencanaan keperawatan

 Tujuan :Mempertahankan volume cairan dalam keadaan seimbang
 Rencana Tindakan :
1.      Monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta perubahan status keseimbangan cairan.
2.      Pertahankan keseimbangan cairan bila kekurangan cairan, hal yang harus dilakukan adalah :
1.      Rehidari oral atau parental sesuai dengan kebutuhan.
2.      Monitor kadar elektrolit darah.
3.        Lakukan mobilitas melalui pengaturan posisi.
4.        Anjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan.

5. Pelaksanaan
           
Upaya mencegah ketidakseimbangan cairan elektrolit dan asam-asam adalah penting. Apabila terjadi ketidak seimbangan, maka perawat melakukan upaya untuk menghilangkan ketidakseimbanra cairan dan elektrogan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengkoreksi ketidakseimbangan antara cairan dan elektrolit.

1.      Pengganti cairan secara enteral
Pencairan cairan secara enteral dapat dilakukan secara rute oral dan selang pemberi makan. Secara oral dapat dilakukan selama klien tidak muntah, tidak mengalami kehilangan cairan dalam jumlah yang besar atau tidak mengalami obstruksi mekanis dalam cairan gastrointestinal, kecuali dikontra indikasikan. Klien tidak dapat menelan makanan yang padat tetapi dapat menelan cairan. Pemberian oral dapat dilakukan pada pasien yang mengalami penyakit ringan seperti diare, saluran pernafasan, dan demam.
Pemberian cairan dapat dilakukan dengan menggunakan selang makan seperti selang nasogastrik, atau jejunostomi. Ini dilakukan pada pasien yang menngalami gangguan pada saluran gastrointestinal yang tidakmampu menelan cairan.

2.      Penggantian cairan dan elektrolit secara parenteral
Penggantian cairan dan elektrolit secara parenteral dapat dilakukian melalui cairan infuse yang diberikan secara langsung kedalam darah bukan asupan melalui system cerna. Penggantian parenteral meliputi pemberian nutrisi parenteral total (NPT), terapi cairan dan elektrolit intravena serta penggantian darah.
NTP merupakan nutrisi dalam bentuk laruttan hipertonik yang adekuat terdiri dari glukosa dan nutrient serta elektrolit yang diberikan melalui kateter intravena sentral atau kateter intravena tetap.
Terapi intravena (IV), tujuan pemberian cairan IV adalah untuk mengoreksi atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit. Tipe larutan yaitu isotonic, hipotonik, dan hipertonik. Isotonic adalah larutan yang osmoralitasnya mendekati mosmoralitas plasma, cairan ini digunakan untuk penggantian volume eksternal sel misalnya kelebihan volume cairan setelah muntah yang berlangsung lama. Hipotonik adlah larutan yang osmolaritasnya kurang dariosmolaritas palasma. Hipertonik adalah larutan yang osmolaritasnya lebih besar dari osmolaritas plasma. Hipotonik dan hipertonik digunakan atas dasar ketidakseimbangan elektrolit yang spesifik.  

6. Evaluasi

Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan, elektrolit danasam-asam secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa dengan ditunjukkan oleh adanya keseimbangan antara jumlah asupan dan pengeluaran, nilai elektrolit dalam batas normal, berat badan sesuai dengan tinggi badan atu tidak ada penurunan, turgor kulit baik, dan tidak terjadi edema. 

BAB III
KESIMPILAN
            Hirarki kebutuhan dasar manusia adalah teori yang dapat digunakan perawat untuk memenuhi hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan, dan paling dasar meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri dan aktualitas diri.
            Seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang yang sehat, dan seseorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan yang beresiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia.



DAFTAR PUSTAKA
1.    Potter dan Perry, 1999, Fundamental keperawatan edisi : 4 vol : 1, Jakarta : Buku Kedokteran (EGC).
2.    A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp dan Uliyah Musrifatul, S.Kp, 2002, Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta : Buku Kedokteran (EGC).
3.     Tarwoto dan Wartonah, 2004, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan edisi : 3, Jakarta : Salemba Medika.

No comments:

Post a Comment