Wednesday, January 8, 2014

terapi oksigen



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur  vital dalam proses metabolism untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas.
Penyampaian kejaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis.
Adanya kekurangan   ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat dalam mengenal keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah . 
Proses respirasi merupakan proses pertukaran gas yang masuk dan keluar melalui kerjasama dengan sistem kardiovaskuler dan kondisi hematologis.
Oksigen di atmosfir mengandung konsentrasi sebesar 20,9 % akan masuk ke alveoli melalui mekanisme ventilasi kemudian terjadi proses pertukaran gas yang disebut proses difusi. Difusi adalah suatu perpindahan/ peralihan O2 dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dimana konsentrasi O2 yang tinggi di alveoli akan beralih ke kapiler paru dan selanjutnya didistribusikan lewat darah dalam 2 (dua) bentuk yaitu : (1) 1,34 ml O2 terikat dengan 1 gram Hemoglobin (Hb) dengan persentasi kejenuhan yang disebut dengan “Saturasi O2” (SaO2), (2) 0,003 ml O2 terlarut dalam 100 ml plasma pada tekanan parsial O2 di arteri (PaO2) 1 mmHg.






B.     Tujuan
1.      Memahami pengertian dan tujuan dari pemberian terapi oksigen
2.      Mengetahui indikasi pemberian terapi oksigen 
3.      Mengetahui syarat-syarat pemberian oksigen
4.      Mengetahui indikasi penberian oksigen
5.      Mengetahui metode-metode pemberian terapi oksigen
6.      Mengetahui bahaya pemberian oksigen.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Terapi oksigen merupakan Salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat adalah terapi oksigen (O2).
Terapi oksigen merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk keperawatan terhadap adanya gangguan pemenuhan oksigen pada klien. Pengetahuan perawat yang memadai terhadap proses respirasi dan indikasi serta metode pemberian oksigen merupakan bekal bagi perawat agar asuhan yang diberikan tepat guna dengan resiko seminimal mungkin.
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen sebagai intervensi medis, yang dapat untuk berbagai tujuan di kedua perawatan pasien kronis dan akut.
Oksigen sangat penting untuk metabolisme sel, dan pada gilirannya, oksigenasi jaringan sangat penting untuk semua fungsi fisiologis normal.

B.     Tujuan pemberian terapi oksigen
1.      Untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah.
2.      Untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard.

C.    Syarat-syarat pemberian oksigen  
1.      Dapat mengontrol konsentrasi oksigen udara inspirasi.
2.      Tahanan jalan nafas yang rendah.
3.      Tidak terjadi penumpukan CO2.
4.      Efisien.
5.      Nyaman untuk pasien.
Dalam pemberian terapi oksigen perlu diperhatikan “Humidification”. Hal ini penting diperhatikan oleh karena udara yang normal dihirup telah mengalami humidfikasi sedangkan oksigen yang diperoleh dari sumber oksigen (tabung O2) merupakan udara kering yang belum terhumidifikasi, humidifikasi yang adekuat dapat mencegah komplikasi pada pernafasan.

D.       Indikasi pemberian oksigen
Indikasi pemberian terapi O2 adalah kerusakan jaringan O2 yang diikuti gangguan metabolism dan sebagai bentuk hipoksemia, secara umum pada :
1.      Kadar oksigen arteri (PaO2) menurun
2.      Kerja pernapasan meningkat ( laju napas meningkat, pernapasan dalam, bernapas dengan otot tambahan
3.      Adanya peningkatan kerja otot jantung (miokard)
Berdasarkan indikasi tersebut maka terapi pemberian oksigen diindikasikan pada klien dengan gejala :
1.     henti jantung paru
2.     gagal napas
3.  sianosis
4.    Hipovolemia.
5.     Perdarahan.
6.     Anemia berat.
7.      Keracunan gas karbondioksida.
8.     Asidosis.
9.      syok
10. meningkatnya kebutuhan O2 (luka bakar, infeksi berat, multiple trauma)
11. pasca operasi,dll

E.     Metode pemberian oksigen.
Metode dan peralatan minimal yang harus diperhatikan pada terapi O2:
·         Mengatur % fraksi O2
·         Mencegah akumulasi kelebihan CO2
·         Resistensi minimal untuk pernapasan
·         Efisiensi dan ekonomis dalam penggunaan O2
·         Diterima pasien paO2 kurang dari 60 mmHg




Perkiraan konsentrasi oksigen pada alat masker semi rigid
Kecepatan aliran O2
% fraksi O2 (fiO2)yang pasti
  4   l/menit
0,35
  6   l/menit
0,50
  8   l/menit
0,55
10   l/menit
0,60
12   l/ menit
0,64
15   l/menit
0,70

Pemberian terapi oksigen dibagi menjadi 2 tehnik yaitu :
1.      Sistem aliran rendah.
Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan, menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal klien. Ditujukan untuk klien yang memerlukan oksigen, namun masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.
Contoh system aliran rendah yaitu :
a.                  Keteter Nasal
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTW2CbtCmvk8_GYBoYvM5Fne3GKOcGFzs0rEfWtgv8ucoBRvHB0qw
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi 24% – 44%.
§  Kentungan
Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.  


§  Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 45%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat.
b.                  Kanul nasal
 ~MAX7879

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal.
§  Keuntungan.
Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman.
§  Kerugian.
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, dapat mengiritasi selaput lendir, pengeringan mukosa hidung,epistaksis
c.                   Sungkup muka sederhana.
~MAX4325
Merupakan alat pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%.
§  Keuntungan.
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
§  Kerugian.
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah, empisema subkutan kedalam jaringan mata pada aliran O2 tinggi dan nekrose apabila sungkup muka dipasang terlalu ketat.

d.      Sungkup muka dengan kantong Rebreathing.
Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt .
§  Keuntungan.
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir .
§  Kerugian.
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.

e.       Sungkup Muka dengan Kantong Non Rebreathing.
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR9zeACbWbC7O_8B1lwUNodSrDEMcHTxYjuif6SMqKyIbeEqQ1bYw
Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi.
§  Keuntungan.
Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.
§  Kerugian.
Kantong oksigen bisa terlipat.

2.      System aliran tinggi.
Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur. Contoh tehnik sistem aliran tinggi adalah
A.    sungkup muka dengan ventury.
~MAX4000
Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai ooksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14 liter/mnt dengan konsentrasi 30 – 55%.
§  Keuntungan.
Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2.
§  Kerugian.
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.



B.     Sungkup muka aerosol ( ambu bag)
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTbAG6JtnbO5pag769ZKyWYKmq4b85cN31yqB7L2mIu84LwcPII6A
Oksigen yang dialirkan lebih 10 l/menit menghasilkan konsentrasi O2 yang 100%. Gunanya untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2. Bahayanya : penumpukan air pada aspirasi bila muntah serta nekrosis karena pemasangan sungkup yang ketat.

F.     Bahaya pemberian oksigen
Pemberian oksigen bukan hanya memberikan efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan efek merugikan, antara lain :
§  Kebakaran.
Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klein dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari : Merokok, membuka alat listrik dalam area sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.
§  Depresi ventilasi.
Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi.
§  Keracunan oksigen.
Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu.



G.        Bahaya terapi Oksigen
            Keracunan O2 > pada pemberian jangka lama dan berlebihan dapat dihindari dengan pemantauan AGD dan Oksimetri.      
1.       Nekrose CO2 (pemberian dengan fiO2 ang tinggi) misal pada kronik bronkitis, depresi pernapasan beratdengan penurunan kesadaran .jika terapi oksigen dikhawatirkan merusak CO2, terapi O2 diturunkan perlahan-lahan
2.      Toxcias paru, pada pemberian fiO2 tinggi terjadi penurunan secara progresif compliance paru karena perdarahan intertisial dan oedema pada intra alviolar
3.      Retrorental gibriplasias,pemberian dengan fiO2 yang tinggi pada bayi premature BB < 1200 gr menyebabkan kebutaan.
4.      Barotrauma (ruptur alveoli dengan emfisema intersitial dan mediastinum jika diberikan O2 langsung pada jalan napas)




















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen sebagai intervensi medis, yang dapat untuk berbagai tujuan di kedua perawatan pasien kronis dan akut.
Oksigen sangat penting untuk metabolisme sel, dan pada gilirannya, oksigenasi jaringan sangat penting untuk semua fungsi fisiologis normal.
Ruang udara hanya berisi 21% oksigen, dan meningkatkan fraksi oksigen dalam gas pernapasan meningkatkan jumlah oksigen dalam darah.
Hal ini sering hanya diperlukan untuk meningkatkan fraksi oksigen dikirim ke 30-35% dan ini dilakukan dengan menggunakan kanula hidung.
Ketika 100% oksigen yang dibutuhkan, itu mungkin dikirimkan melalui masker wajah yang ketat, atau dengan memasok oksigen 100% untuk inkubator dalam kasus bayi.
Darah tinggi dan kadar oksigen jaringan dapat membantu atau merusak, tergantung pada keadaan dan terapi oksigen harus digunakan untuk menguntungkan pasien dengan meningkatkan pasokan oksigen ke paru-paru dan dengan demikian meningkatkan ketersediaan oksigen ke jaringan tubuh, terutama bila pasien menderita hipoksia dan / atau hipoksemia.












DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. Buku Ajar Medikal Bedah, edisi bahasa Indonesia, vol. 8,            Jakarta, 2001
www. kedokteran.unsoed.ac.id/.../Genap20II
RSparujember.co.id/.../141-manfaat-terapi-oksigen


























KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha esa, yang telah memberikan kesehatan dan rahmat serta karunianya sehingga makalah saya dapat menyelesaikan makalh ang berjudul terapi oksgen
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.makah ini masih jauh dari kesempurnaan jadi, penulis mengharapkan saran pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat pada seluruh mahasiswa keperawatan yang telah mebacanya serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan bagi kta semua..





                            
                                                                                       Medan, 18 April 2013

                                                                                                Penulis













 
 
DAFTAR ISI
                            
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I     PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A.     Latar Belakang .......................................................................... 1
B.     Tujuan ........................................................................................ 2
BAB II   PEMBAHASAN ........................................................................... 3
A.    Pengertian ................................................................................. 3
B.     Tujuan Pemberian Terapi Oksigen............................................. 3
C.     Syarat-Syarat Pemberian Oksigen............................................. 3
D.    Indikasi Pemberian Oksigen...................................................... 4
E.     Metode Pmberian Oksigen ....................................................... 4
F.      Bahaya Pemberian Oksigen....................................................... 9
G.    Bahaya Terapi Oksigen............................................................. 10
BAB II    KESIMPULAN ........................................................................... 11
                Kesimpulan..................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA















ii
 
 
MAKALAH GAWAT DARURAT
TERAPI OKSIGEN
D
I
S
U
S
U
N

O L E H :

LATIFAH  RITONGA
112500014


Fkep USU








FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN

 
2013

No comments:

Post a Comment