Monday, April 14, 2014

makanan dan nutrisi

 
KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas laporan makalah ini. Kami  juga mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami untuk menyelesaikan laporan makalah ini,serta atas masukan dan informasi sehingga pembuatan makalah ini menjadi lebih baik.
            Makalah ini berisi tentang Kebutuahn Nutrisi dan Asuhan Keperawatannya. Kami menyelesaikan penelitian ini untuk menyelesaikan tugas Kebutuhan Dasar Manusia yang berjudul Kebutuhan Nutrisi dan Asuhan Keperawatannya . Kami sebagai tim penyusun menyadari bahwa laporan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,untuk itu kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar lebih baik lagi untuk masa datang.







Medan,   April 2012



Penyusun




 


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................               i

Daftar isi ......................................................................................                 ii

BAB I PENDAHULUAN

            1.1 latar belakang................................................................              1
            1.2 Tujuan ..........................................................................              1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

            2.1 Pengertian Nutrisi ......................................................                2
2.2 Sisitem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan                                          nutrisi.................................................................................               
             2.3 Proses Pencernaan Makanan........................................               5
             2.4 Status Nutrisi...............................................................               6
             2.5 Mengenal Jenis Makanan............................................             10
             2.6 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi.........                       12
             2.7 Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Nutrisi.    13
            
BAB III PENUTUP

             3.1 Kesimpulan..................................................................               16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................              17                   


 

BAB I

PENDAHULUAN



1.1  . LATAR BELAKANG

Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakansemua proses biokimia dalam tubuh. Proses metababolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan kata bolisme (pemecahan).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengelolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan di gunakan dalam aktivitas tubuh. Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu  pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.


1.2.            TUJUAN

1)      Agar menegetahui pengertian nutrisi
2)      Agar mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan nutrisi
3)      Agar mengetahui masalah kebutuhan nutrisi
4)      Agar mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
5)      Agar  mengetahuiasuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi




 
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


2.1. NUTRISI

            Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari  lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.nutrisi dapat dikatakan sebaggai ilmu tentang makanan,zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung,aksi,reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.(Tarwoto Wartona edisi 3 KDM dan proses keperawatan hal 26)
            Makanan menyediakan makanan dan juga mempunyai arti simbolik.Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh.pergerakan tubuh,mempertahankan suhu tubuh,fungsi enzim,pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (merusak pemecahan) makanan di makan,di cerna,dan di serap untuk menghasilkan energi yang diperlukan dalam reaksi ini.
           
2.2. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

            Sisitem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah system pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ assesoris. Saluran pencernaan di mulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pancreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya system pencernaan makanan secrara kimia

  • Saluran Pencernaan
                                        
2.2.1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut.Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanisme melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat  hancur sampai merata,di bantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilium yang terkandung di dalam makanan menjadi maltosa.
Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amylase, melicinkan bolus sehingga mudah di telan, menetralkan dan mengencerkan bolus. Dalam proses sekresi, saliva di pengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor mekanis (seperti adanya benda / bolus di dalam mulut), faktor psikis (seperti bila mencium atau mengingat makanan yang enak), faktor kimiawi ( seperti bila makanan terasa asam atau asin).
(pengantar kebutuhan dasar manusia buku 2 hal: 52)

2.2.2.      faring dan Esofagus
faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki toto dengan panjang kurang lebih 20-25 sentimeter dan terletak di belakang trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menebus diagfragma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lambung. Esofagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang lebih kurang dua sentimeter dengan kedua ujung dilindungi springter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke organ bagian atas yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan di lakaukan dengan cara peristaltic, yaitu lingkaran serabut otot di depan makana mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi. (pengantar kebutuhan dasar manusia buku 2 hal: 52)
  
2.2.3.      Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri  atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah berbentuk horizontal ( atrum pilorik). Lambung mempunyai fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi eksresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil nyang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCl yang akan memecah protein menjadi peptone, amylase memecah amilum menjadi maltosa, lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol membentuk sekresi gastrin. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung yang mengantung 0,4% HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptic dan desinfektan. (pengantar kebutuhan dasar manusia buku 2 hal: 53)







2.2.4.      Usus Halus
Usus Halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5meter dalam keadaan hidup. Kemudian, akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 meter pada orang yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilanagn tonusnya. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus akan diabsorpsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A,D,E dan K dengan bantuan empedu dan asam float. (pengantar kebutuhan dasar manusia buku 2 hal: 53)

2.2.5.      Usus Besar
Usus besar atau juga disebut sebagai kolon merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar mempunya panjang kurang lebih 1,5 meter.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih 5000 cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan. (pengantar kebutuhan dasar manusia buku 2 hal: 54)

  • Organ Asesoris

2.2.6.      Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diagfragma dan memiliki berat kurang lebih 1500 gram (kira-kira 2,5% orang dewasa).
Fungsi hati adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel darah merah, dan menyimpan glikogen. (pengantar kebutuhan dasar manusia buku 2 hal: 55)

2.2.7.      Kantong Empedu
Kantong Empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan bawah hati sampai pinggiran depan yang memiliki panjang 8-2 cm dan berkapasitas 40-60 cm3.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu, memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimum enzim-enzim pada usus halus , mengemulsi garam-garam empedu, mengemulasi lemak, mengeksresi beberapa zat yang tidak digunakan oleh tubuh dan memberi warna pada feses, yaitu kuning kehijau-hijauan (di hasilkan oleh pigmen empedu). Cairan empedu mengandung air, garam empedu, lemak, kolestrol, pigmen, fosfolipid, dan sedikit protein. (pengantar kebutuhan dasar manusia buku 2 hal: 55

2.2.8.      Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah dan memiliki panjang kurang lebih 15cm. Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu fungsi eksokrin yang dilaksanakan oleh sel eksokrin yang membentuk getah pancreas berisi enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin yang tersebar di antara alveoli pankreas. (pengantar kebutuhan dasar manusia buku 2 hal: 56)






2.3 PROSES PENCERNAAN MAKANAN

            Pencernaan yaitu proses pengubahan makanan menjadi unsur-unsur yang siap diserap untuk dipergunakan di sel.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan.
Berdasarkan fungsinya saluran cerna meliputi Saluran peristaltic ditempat ini bolus      tdk mengalami proses pencernaan,Misalnya esofagus Tempat menyimpan seperti bolus pd lambung, dan pembusukan makanan (feces) pd kolon Tempat digesti : mulut, lambung dan intestinal (duodenum, jejunum dan illeum)  Tempat penyerapan hasil : seluruh intestinal khususnya Illeum

 Empat proses penting dlm saluran pencernaan yg mendukung fungsi optimal saluran cerna:

1.      Ingesti
Pada proses ingesti, makanan yang berada dilingkungan masuk kedalam tubuh melalui pengunyahan yang dilakukan koordinasi otot rangka dan system saraf sehingga makanan menjadi lebih halus dan pada saat yang bersamaan makanan bercampur dengan saliva yang disekresikan oleh kelenjar saliva sehingga makanan menjadi licin dan mudah ditelan.

2.      Digesti
Digesti adalah perubahan fisik dan kimia dari makanan dengan menggunakan bantuan enzim dan koenzim yang pengeluarannya diatur oleh hormon dan syaraf, sehingga makanan menjadi molekul-molekul yang dapat diabsorpsi kedalam aliran darah. Misalnya hidrat arang menjadi monosakarida, lemak menjadi asam lemak dan gliserol, dan protein menjadi asam amino. Proses digesti ini dimulai dari mulut dan terakhir di usus halus.

3.      Absorbsi
Absorbsi adalah  Penyerapan oleh villi-villi intestinal dan masuk ke dalam sirkulasi
kemudian dibawa ke sel melalui Pembuluh vena porta hepatica - hati - jantung - paru paru - jantung - sel seluruh tubuh.

4.      Distribusi (Transportasi)
Distribusi adalah proses pengangkutan/ pengantaran sari-sari makanan ke dalam darah dan Organ lainnya.

5.      Sekresi
Merupakan pengeluaran sekret pencernaan untuk membantu proses ingesti berupa enzim. Contoh: Mencerna Protein oleh Pepsin dan HCl dimulai: Pepsin dan HCl merubah protein menjadi pepton/peptida
Amilase, merubah amilum menjadi maltosa Lipase, merubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Sintesis dan sekresi gastrin Sekresi faktor intrinsik, untuk absorbsi vit B12 pada illeum Sekresi mukus, pelindung lambung dan melumasi makanan.



2.4  STATUS NUTRISI

            Pemecahan makanan,pencernaan,absorsi dan asupan makanan merupakan faktor penting dalam menentukan status nutrisi.

2.3.1.Keseimbangan energi
Energi adalah kekuatan untuk bekerja.manusia membutuhkan energi untuk terus menerus hidup dengan lingkungannya.

Keseimbanga energi = pemasukan energi-pengeluaran energi
Atau
Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja +energi yang disimpan)
A.Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan.makanan merupakan sumber utama energi manusia.dari makanan yang dimakan kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein,lemak dan karbohidrat.
Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan tubuh.

B.Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk mensupport jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh.cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fospat seperti adenosintrifhosfat (ATP)
Kebutuhan seseorang ditentukan oleh basal metabolisme rate (BMR)aktifitas fisik.
Kebutuhan energi setiap hari ditentukan dengan rumus :
           
(BMR +24) + (0,1 x konsumsi kkal setiap hari) + (energi untuk aktifitas)

Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan negative sehingga cadangan makanan dikeluarkan,hal ini akan berakibat pada penurunan berat badan.sebaliknya,jika pemasukan energi lebih banyak dari pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif,kelebihan energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.(tarwoto wartonah hal : 26)


C.Basal Metabolisme Rate (BMR)
Adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung,pernapasan,peristaltic usu,kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.

Kebutuhan Kalori basal dipengaruhi oleh :

1)Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah dengan cepat,hal ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan.setelah usia 20  tahun lebih konstan.

2)Jenis Kelamin
Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar dibanding wanita.pada laki-lai kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam sedangkan pada wanita 0,9 kkal/kg BB/jam.


3)Tinggi dan Berat Badan
Tinggi dan berat badan berpengarruh terhadap luas permukaan tubuh.makin luas permukaan panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan metabolisme terpenuhi.

4)Kelainan Endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme.peningkatan tiroksia misalnya pada hipertiroid akan meningkatkan basal metabolisme sedangkan penurunan kadar tiroksin akan menurunkan metabolisme.

5)Suhu Lingkungan
Suhu lingkungan yang lebih dingin akan meningkatkan metabolisme untuk menyusaikan diri,tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.

6)Keadaan sakit
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat.peningkatan suhu tubuh tersebut akan mempercepat reaksi kimia,dimana peningkatan 1 derajat celcius akan meningkatkan BMR sebanyak 14%.

7)Keadaan Hamil
Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan dan pertumbuhan janin,sehingga metabolisme juga akan meningkat.

8)Keadaan stress dan Ketegangan
Keadaan stres dan ketegangan akan merangsang produksi katekolamin yang mempunyai efek peningkatan metabolisme..(tarwoto wartonah hal : 28)

2.3.2.Kegiatan yang membutuhkan energi,antara lain:

1.Vital kehidupan,pernapasan,sirkulasi darah,suhu tubuh.
2.Kegiatan mekanik oleh ototi saluran pencernaan.
3.Aktivitas otot dan syaraf.
4.Energi kimia untuk membangun jaringan,enzim dan hormon.
5.Sekresi cairan pencernaan.
6.Absorsi zat-zat gizi disaluran pencernaan.
7.Pengeluaran hasil metabolisme.

2.3.3.   Faktor –faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi:

1.Peningkatan basal metabolisme rate
2.Aktivitas tubuh
3.Faktor usia
4.Suhu lingkungan
5.Penyakit atau status kesehatan

2.3.4.Fungsi zat gizi adalah:

a.Sebagai penghasil energi bagi fungsi orgsn,gerakan,dan kerja fisik.
b.Sebagai bahan dassar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan
c.Sebagai pelindung dan pengatur.


2.3.5. PENGUKURAN FISIK ANTROPOMETRI

            Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian khusus tubuh.pengukuran antropometri terdiri atas tinggi badan,tebal lipatan kulit,dan lingkar tubuh dibeberapa area seperti kepala,dada,dan lengan.

1.      Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan pada klien dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki,sedangkan pada bayi  dilakukan pada posisi berbaring.pada kasus-kasus tertentu seperti pasien mengalami cedera,dan faktur tulang belakang,pengukuran dilakukan dalam posisi berbaring.


2.      Berat Badan

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pengukuran berat badan adalah :alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang,klien ditimbang tanpa alas kaki,pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang,waktu (jam) penimbangan relatif sama,misalnya sebelum dan sesudah makan.

3.      Berat Badan Ideal (BBI)

Berat badan ideal/normal bila dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan (keseimbangan energi)
Berat badan ideal (kg)=[(tinggi badan (cm)-100)-10%)]
Berat badan ideal ini bergantung pula pada besar kerangka dan komposisi tubuh dalam hal otot dan lemak.seorang kerangka besar dan atau mempunya komposisi otot relatif  lebih besar mempunyai berat badan ideal yang lebih besar .cara lain adalah dengan menentukan indeks masa tubuh /IMT (Body Mass Index/BMI)
IMT=Berat badan (kg)/(Tinggi badan x tinggi badan (m²))
            Nilai standart :                        <20      underweight
                                                20-25   berat normal
                                                25-30   overweight
                                                >30      obese/gemuk

4.      Tebal Lipatan Kulit

Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menentukan persentase lemak dijaringgan subkutan,dan status kalori.selain itu,pengukuran ini dapat digunakan un tuk mengkaji kemungkinan malnutrisi,berat badan normal atau obesitas.Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (triceps skinsfold,TSF).area lain pengukuran TSF adalah bisep,skapula dan otot abdominal.

Cara pengukuran TSF:
·         Klien dianjurkan untuk membuka pakaian guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran.
·         Privasi dan rasa nyaman klien harus selalu diperhatikan.
·         Dalam pengukuran TSF,utamakan lengan klien yang tidak dominan.
·         Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas,atara akromion dan olekranon.
·         Ketika pengukuran dilakukan,klien dianjurkan untuk rileks.
·         Alat yang digunakan adalah kapiler.


5.      Lingkar Tubuh

Lingkar dada dan kepala digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan otak bayi.sedangkan lingkar lengan atas (MAC)dan lingkar otot lengan atas (LOLA/MMAC) digunakan untuk menilai status nutrisi.LLA diukur dengan menggunakan alat ukur yang umum digunakan tukang jahit (tape around) dan dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak dominan dalam satuan centimeter.


Tabel LLA untuk remaja dan orang dewasa


UMUR
STANDAR
100%
85%
80%
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
15-16
25.0
24.5
21.0
20.5
20.0
19.5
16
26.0
24.5
22.0
21.0
20.5
19.5
17
27.0
25.0
23.0
21.5
21.5
20.0
Dewasa
29.5
28.5
25.0
23.5
23.5
23.0


Keterangan :
85%  standar   = batas terendah gizi baik
80%  standar   = batas terendah gizi kurang
<80%  standar = gizi buruk

Adapun penghitungan LOLA menggunakan rumus :

LOLA = LLA-(3,14 x TSF) semua dalam satuan cm
Nilai normal LOLA pada pria sebesar 25,3 dan wanita sebesar 23,3 cm.

2.5 MENGENAL JENIS MAKANAN

           
1. Makanan Biasa
Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur dan aroma yang normal. Susunan makanan mengacu pada Pola Menu Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat. Makanan biasa diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus (diet). Walau tidak ada pantangan secara khusus, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna.
Tujuan diet makanan biasa adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.


Syarat-syarat diet makanan biasa adalah:
energi sesuai kebutuhan normal orang dewasa sehat dalam keadaan istirahat;
protein 10-15% dari kebutuhan energi total;
lemak 10-25% dari kebutuhan energi total;
karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total;
cukup mineral, vitamin dan kaya serat;
makanan tidak merangsang saluran cerna;
makanan sehari-hari beraneka ragam dan bervariasi.
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet makanan biasa adalah makanan yang merangsang, seperti makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan minuman yang mengandung alkohol.


2. Makanan Lunak
Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan, dan dicerna dibandingkan makanan biasa. Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
Tujuan diet makanan lunak adalah memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit.


Syarat-syarat diet makanan lunak adalah sebagai berikut:

Energi, protein, dan zat gizi lain cukup;
makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien;
makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu tiga kali makan lengkap dan dua kali selingan;
makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang tajam.

3.Makanan Saring

Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih halus daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut keadaan penyakit, makanan saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak.
Tujuan diet untuk makanan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semi padat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat.


Syarat-syarat diet makanan saring adalah:

hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang memenuhi kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin;
 rendah serat, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender;
diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.
Makanan saring diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta kepada pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, atau sebagai perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Karena makanan ini kurang serat dan vitamin C, maka sebaiknya diberikan untuk jangka waktu pendek, yaitu selama 1-3 hari saja.

4. Makanan Cair

Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental.
Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Makanan dapat diberikan secara oral atau parental.
Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenis, yaitu: makanan cair jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental. Makanan cair jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yang diberikan tergantung pada keadaan penyakit atau jenis operasi yang dijalani.
Tujuan diet makanan cair jernih adalah untuk:
memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang mudah diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa, mencegah dehidrasi yang menghilangkan rasa hau


Syarat diet makanan cair adalah:
 makanan diberikan dalam bentuk cair jernih;
bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat;
tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap;
sangat rendah sisa;
diberikan hanya selama 1-2 hari;
 porsi kecil dan diberikan sering.
Makanan cair jernih diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, keadaan mual, muntah dan sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna.
 Bahan makanan yang boleh diberikan antara lain teh, sari buah, kaldu, air gula, serta cairan mudah cerna. Makanan dapat ditambah dengan suplemen energi tinggi dan rendah sisa

2.6 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI
2.6.1. Pengetahuan
            Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

2.6.2. Prasangka
            Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak di jadikan bahan makanan yang layak untuk di makan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

2.6.3. Kebiasaan
            Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumberprotein yang sangat baik bagi anak-anak.

2.6.4. Kesukaan

            Kesukaan yang berlebihan tehadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnnya variasi makanan, sehinggga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Saat ini, para remaja di kota-kota besar di negara kita memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, sepert makan cepat saji Ijunk food), bakso,dll. Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.

2.6.5. Ekonomi

            Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyedian makanan bergizi membutuhkan pedanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat de3ngan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
(Pengantar KDM buku 2, salemba medica hal: 69)
 
2.7.ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI

2.7.1. Pengkajian Keperawatan

            Pengkajian keperawatan terhadap maslah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
  1. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan makanan untuk masa selanjutnnya.
  1. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu di kaji dalam hal kemampuan makan, antara lain, kemampuan mengunyah, menelan dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
  1. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penetuan tingakat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
  1. Nafsu makan, jumlah asupan
  2. Tingkat aktivitas
  3. Pengonsumsian obat
  4. Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek berikut : rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering dan tidak mengalami kebotakan bukan karena faktor usia; daerah di atas pipi dan di bawah mata tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembulu darah; daerah bibir tidak kering, pecah-pecah, ataupun mengalami pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah,dll
  1. Pengukuran antropometrik
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan.tinggi badan anak dapat di gambarkan pada suatu kurva/gerafik sehingga dapat terlihat perkembangannya.
  1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsumg berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit,dll
(Pengantar KDM buku 2, salemba medica hal: 70)

2.7.2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah :
1.      Kekuranagn Nutrisi, berhubungan dengan :
·         Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker.
·         Disfagia akibat sekumpulan serebral
·         Penurunan absorbsi nutrisi akibat intoleransi laktosa
·         Penurunan nafsu makan.
·         Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya
·         Ketidakcukupan nabsorbsi akibat efek samping obat atau lainnya.
·         Kesulitan mengunyah.

2.      Kelebihan nutrisi, berhubungan dengan :
·         Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi
·         Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
·         Penurunan kebutuhan metabolisme
·         Kelebihan asupan
·         Perubahan gaya hidup
(Pengantar KDM buku 2, salemba medica hal: 71)

 2.7.3. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
1)      Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang
2)      Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3)      Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental
Rencana Tindakan :
1)      Monitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekuranagan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya.
2)      Kurangi faktor yang memengaruhi perubahan nutrisi
3)      Ajarkan untuk merencanakan makanan
4)      Kaji tanda vital dan bising usus
5)      Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin
6)      Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya
Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakaukan dengan cara :
  • Mengurangi kondis atau gejala penyakit yang menyebabkanpenurunan nafsu makan
  • Memeberikan makanan yang di sukai sedikit demi sedikit tetapi sering dengan memperhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi.
  • Menata ruangan senyaman mungkin
  • Menjaga kebersihan mulut
  • Menyajikan makanan mudah dicerna
  • Hindari makanan yang mengandung gas.
Tindakan pada gangguan kesulitan makanan secara umum dapat dilakaukan dengan cara :
·         Atur posisi duduk tegak 60-90 derajad pada kursi atau tepi tempat tidur.
·         Pertahankan posisi selama 10-15 menit
·         Fleksiskan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat unutuk mempertahankan kepatenan esofagus
·         Mulai dari jumlah yang kecil
·         Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makana yang pedas atau asam, mkanan berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak.

Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara :
  • Hindari makanan yang mengandung lemak
  • Berikan motivasi untuk menurunkan berat badan
  • Lakukan program olahraga.
(Pengantar KDM buku 2, salemba medica hal: 72)

2.6.4. Pelaksanaan (Tindakan ) keperawatan
1. Pemberian Nutrisi Mealaui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mamapu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan / nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
2.Pemberian Nutrisi Melalui pipa penduga/ lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/ lambung merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
3.      Pemberian Nutrisi melalui Parenteral
Pemberian nutrisi melalui parental meruapakan pemberian nutrisi beruapa cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral ( untuk nutrisi parental total ) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial). Pemberian nutrisi melaluyi parental dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalu oral atau pipa nasogastrik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.
(Pengantar KDM buku 2, salemba medica hal: 73)

2.7.5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam :
1)      Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2)      Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan
3)      Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses pencernaan makan yang adekuat.
(Pengantar KDM buku 2, salemba medica hal: 77)

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari  lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.nutrisi dapat dikatakan sebaggai ilmu tentang makanan,zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung,aksi,reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi  adalah system pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ assesoris. Saluran pencernaan di mulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pancreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya system pencernaan makanan secrara kimiawi.
Elemen nutrient/zat gizi terdiri dari : 
Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin, Mineral dan Air.
   Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihannutris, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi,jantung koroner, kanker, dan anoreksia nervosa. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah pengetahuan, prasangka, kebiasaan, kesukaan dan ekonomi.
Asuhan keperawatan pada maslah kebutuhan nutrisi meliputi : Pengkajian Keperawatan, Diagnosis Keperawatan, Perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan. 

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H.A.Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta: Salemba Medica

Wartonah Tarwot.2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatannya edisi 3. Jakarta: Salemba Medica